Oleh: Ajad Sudrajad, Ketua Umum ITMI DKI Jakarta.
Perkenalkan nama saya Ajad Sudrajad. Saya akan sedikit menceritakan sekelumit saya mengenal almarhum Pak Fikri Thalib, Sm.HK.
Pada tahun 1998 kami akan mendirikan organisasi yang bisa mengkanter misionaris Kristen waktu itu yang waktu itu begitu masif menyasar teman-teman tunanetra muslim. Kami sering rapat, dengan teman-teman yang peduli dengan akidah teman-teman tunanetra muslim. Kami sangat hawatir dengan ada gerakan laestadia yang agresif mengajak tunanetra muslim keluar dari agama Islam. Dan ini bukan sekedar isu namun sudah ada beberapa teman tunanetra muslim yang tergadaikan aqidahnya. Ada yang karena ekonomi dan karena menikah dengan wanita dan pria kristen sehingga tunanetra muslim itu menjadi murtad. Waktu itu yang sering berdiskusi adalah saya sendiri, Roji’in, Soni Hadi dan teman-teman lainya.
Pada tahun 1999 tepatnya tanggal 18 Juli sampai 20 Juli, ada pristiwa Munas di Bandung dan melahirkan organisasi bernama Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI). Setelah kami mendengar itu, maka kami di bulan Agustus mengirimkan surat kepada Ketua Umum ITMI agar kami bisa bergabung. Sebulan kemudian surat kami dibalas dan waktu itu Ketuanya adalah KH Aan Zuhana dan waktu itu kami janjian di hotel Danau Toba bertemu dengan beliau. Akhirnya dalam pertemuan tersebut kami akan dipertemukan dengan anggota MPR bapak Fikri Thalib, Sm.HK, fraksi Utusan Golongan dari Dewan Nasional penyandang cacat pada waktu itu.
Setelah kami bertemu kami disambut baik dengan beliau dan banyak gagasan yang diputuskan pada waktu itu di antaranya membentuk ITMI daerah Jakarta Timur, dan membuat Klinik Pijat Tunanetra dan ditempatkan oleh beliau di bekas hotel yang berada ujung di Jalan Bekas Timur Raya Jatinegara. Dan alhamdulillah pada tahun 2000 tepatnya bulan Februari klinik pijitnya dibuka dan di tahun itu juga terbentuk Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia Dewan Pimpinan Daerah Jakarta Timur pada bulan Juni tanggal 14 dan terpilih Pak Bayu sebagai Ketua DPD-nya dan Pak Jaka sebagai Ketua MPD-nya.
Setelah itu banyak kegiatan yang kami ikuti, didorong oleh beliau secara pribadi dan saya selalu diikutkan dalam berbagai kegiatan diskusi. Dengan teman-teman HMI MPO dan teman-teman Pijar, beberapa kali saya diikutkan dalam kepanitiaan bahkan saya pernah menjadi Ketua Panitia Maulid Komite Advokas Penyandang Cacat Indonesia (KAPCI) yang bertempat di masjid Istiqlal.
Kami terus bergerak di bawah arahan beliau dan banyak juga yang menghasilkan. Di antara yang paling nyata dan sampai sekarang dirasakan oleh teman-teman tunanetra yaitu: (1) Diterimanya guru agama dari golongan tunanetra di Kementrian Agama yang diadvokasinya tahun 2000. (2) Terbebasnya tempat bersejarah dari penggusuran, tempat pendidikan yang bernama panti sosial Binanetra Taman Harapan berlokasi di Jalan Dewi Sartika Nomor 200 yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta di era kepemimpinan Gubernur Sutiyoso, dan beliaulah di antara yang mempelopori advikasi tersebut dan akhirnya banyak tokoh dan LSM yang membantu di antaranya KH. Fahcrurozy Ishaq, Romo Sandi dan Tigor Nainggolan beserta LSM-nya FAKTA.
Sebetulnya banyak lagi hal lainnya kebersamaan perjuangan dengan beliau, namun ini pun sudah bisa menjadi gambaran bahwa beliau adalah pejuang sejati dan beliaulah yang membentuk jiwa saya agar konsisten dalam setiap keputusan dan mengajarkan idealisme dalam perjuangan.
Demikian tulisan ini saya buat. Semoga Allah akan terus membimbing saya dalam tiap perjuangan dan selalu istikomah dalam idialisme perjuangan. Dan semoga arwah Bapak Fikri Thalib ditempatkan bersama arwah orang-orang yang mulia. Dan keluarganya diberikan ketabahan dan terus bisa meneruskan perjuangan almarhum H. Fikri Thalib, Sm.HK.















